Kamis, 23 Februari 2012

PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL


PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Studi Pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh)

MARZUKI, SE, M.Si
     

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro di Kota Banda Aceh.
Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dengan populasi pada penelitian ini adalah manajer-manajer Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dengan jumlah responden sebanyak 34 orang. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda
 Berdasarkan hasil analisis secara simultan bahwa dapat disimpulkan lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro di Kota Banda Aceh. Dari hasil pengujian yang dilakukan secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro di Kota Banda Aceh. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien regresi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh adalah kapasitas sumber daya manusia karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan dengan variabel lingkungan pengendalian dan sistim akuntansi manajemen.

Kata Kunci:  Lingkungan Pengendalian, Sistem Akuntansi Manajemen, Kapasitas  Sumber Daya Manusia, Kinerja Manajerial


ABSTRACT
The purpose of this study to determine the effect of the environmental control, accounting systems management and human resource capacity either simultaneously or partially on managerial performance in microfinance institutions in the city of Banda Aceh.
The research was conducted on Microfinance Institutions in Banda Aceh with a population in this study were managers of microfinance institutions in the city of Banda Aceh by the number of respondents was 34 people. This research was conducted with censuses method where the entire population serves as the object of research and data analysis using multiple linear regressions.
Based on the results of simultaneous analysis can be concluded that environmental control, accounting systems management and human resource capacity of the simultaneous effect on managerial performance in microfinance institutions in Banda Aceh. From the results of testing conducted partially can be concluded that the variable of environmental control, management accounting systems and human resource capacity effect partially on managerial performance in microfinance institutions in Banda Aceh. It can be seen from variable regression coefficient values that the most dominant influence on managerial performance in Microfinance Institutions in Banda Aceh is the human resources capacity due to obtained the greater of regression coefficient values compared with the environmental control and management accounting systems.

Keywords: Environmental Control, Management Accounting System, Human Resource Capacity, Managerial Performance.


I.     PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Kinerja manajerial merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu badan usaha yang sedang dijalankan. Salah satu alat yang dapat membantu perencanaan, koordinasi, dan penilaian kinerja adalah pencapaian kinerja manajerial, (Hall, 2004). Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh yang bermacam ragam memegang peranan yang sangat penting dalam penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha mikro dan kecil serta menciptakan aktivitas pembiayaan yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dimana pada umumnya belum terjangkau oleh bank umum.
Fenomena yang terjadi dibalik peranannya yang strategis dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan sebagai lembaga intermediasi itu, tidak sedikit Lembaga Keuangan Mikro yang tersebar di Kota Banda Aceh  ternyata masih belum mampu menjalankan perananya dan fungsinya secara optimal. Hal ini menunjukkan rendahnya kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro dan merupakan tantangan bagi pihak manajemen LKM untuk meningkatan kinerja manajerialnya. Untuk dapat mengatasi hal itu, pengurus memerlukan alat manajemen sebagai media pengendali yaitu lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan suatu sistem yang dibangun melalui organisasi dan mekanisme operasi dalam LKM, sehingga melekat pada setiap aktivitas yang dijalankan oleh setiap personel di dalam LKM, mulai dari pengawas, manajer, asisten manajer atau kepala bagian dan karyawan. Lingkungan pengendalian adalah keseluruhan sikap, kesadaran, kebijakan dan tindakan dewan direksi, manajemen, karyawan, serta pihak-pihak lainnya mengenai pentingnya pengendalian tersebut dan penekanan yang diberikannya dalam sebuah organisasi. Lingkungan pengendalian menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orang sekitarnya. Hal itu merupakan pondasi kedisiplinan dan struktur dari semua komponen pengendalian lainnya, Guy et al (2002)  .
Demi kelangsungan hidup lembaga keuangan mikro, maka perlu dilakukan peningkatkan lingkungan pengendalian dengan menetapkan kebijakan tertulis, kode etik dan aturan perilaku, dan penerapan sistem akuntansi manajemen dengan baik. Dengan adanya penerapan sistem akuntansi manajemen dengan baik yang dihubungkan dengan pertanggungjawaban para pimpinan atau manajer dalam organisai, maka pimpinan organisasi dapat mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab ke tingkat pimpinan di bawahnya, pemorosesan data dan sistem informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan dalam organisasi. Sistem akuntansi manajemen merupakan prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan atau menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan organisasi (Simon, 1987). Menurut Mia dan Chenhall (1994) sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Perusahaan mendesain sistem akuntansi manajemen adalah membantu organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Hal ini akan dapat berjalan dengan baik bila didukung dengan kapasitas sumber daya manusia yang memadai didalam organisasi. Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia di Lembaga Keuangan Mikro (LKM) baik dijajaran pengurus/direksi maupun karyawan padahal keberhasilan suatu bisnis sering kali ditentukan oleh kapasitas sumber daya manusia yang dimilkinya.
Dari fenomena diatas memperlihatkan potensi dan permasalahan yang di alami Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dituntut untuk dapat bersaing atau mempertahankan pangsa pasarnya dimana dengan memilki kapasitas sumber daya manusia yang didukung oleh tingkat pendidikan, pengalaman, dan ketrampilan yang memadai agar dapat meningkatkan kinerja manajerialnya. Latar belakang dan penjelasan penelitian diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh

1.2  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.             Apakah lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
2.             Apakah lingkungan pengendalian secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
3.             Apakah sistem akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
4.             Apakah kapasitas sumber daya manusia secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.             Untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
2.             Untuk mengetahui pengaruh secara parsial lingkungan pengendalian terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
3.             Untuk mengetahui pengaruh secara parsial sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
4.             Untuk mengetahui pengaruh secara parsial kapasitas sumber daya manusia terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian
 Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian ini, maka ruang lingkup dari penelitian ini akan dibatasi pada jawaban dari kuesioner yang disebarkan peneliti pada responden penelitian untuk mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada manjer–manajer Lembaga keuagan mikro baik lembaga keuangan mikro seperti BPR/BPRS, unit mikro bank, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP) serta  Baitul Qirad (BQ).

II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
           
2.1 Lingkungan Pengendalian
Menurut Guy et al (2002) lingkungan pengendalian adalah keseluruhan sikap, kesadaran, kebijakan dan tindakan dewan direksi, manajemen, karyawan, serta pihak-pihak lainnya mengenai pentingnya pengendalian tersebut dan penekanan yang diberikannya dalam sebuah organisasi. Lingkungan pengendalian menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orang sekitarnya. Hal itu merupakan pondasi kedisiplinan dan struktur dari semua komponen pengendalian internal lainnya. Lingkungan pengendalian terdiri dari tujuh elemen atau unsur (Guy et al, 2002) yaitu: (1). Integritas dan nilai-nilai etika, (2). Gaya operasi dan filosofi manajemen, (3). Pendelegasian wewenang dan tanggung  jawab, (4). Kebijakan dan praktik sumber daya manusia, (5). Komitmen terhadap kompetensi, (5). Partispasi dewan direksi dan komite audit (7). Struktur organisasi.
Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur, manajer, dewan komisaris dan pemilik suatu satuan usaha tersebut, Arens (2003). Dari pengertian lingkungan pengendalian tersebut dapat, dapat diketahui bahwa lingkungan pengendalian merupakan landasan semua unsur pengendalian intern lainnya yang membentuk disiplin dan struktur dalam organisasi. Lingkungan pengendalian mencakup kompetensi dan komitmen terhadap etika. Komisaris dan direksi dapat meningkatkan lingkungan pengendalian dengan menetapkan kebijakan tertulis, kode etik dan aturan perilaku, serta mengkomunikasikannya secara efektif. Menciptakan tone at the top dengan berperilaku secara etis dan meminta agar semua orang di dalam organisasi menerapkan standar perilaku yang sama. Oleh karena itu Bank Indonesia (2003) menjelaskan bahwa lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan komitmen, perilaku, kepedulian dan langkah-langkah Dewan Komisaris dan Direksi Bank dalam melaksanakan kegiatan pengendalian operasional Bank.

2.2 Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang dapat dilakukan (Nazaruddin, 1998). Sedangkan Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen.  Berdasarkan definisi tersebut menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen  membantu organisasi yang bersangkutan melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengambilan keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan dukungan informasi.
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer. Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. SAM dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan.Sistem akuntansi manajemen juga sering digunakan sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan “Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen”. Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines,  aggregate. dan Integration
Berikut merupakan pendapat Chenhall dan Morris (1986) mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik informasi SAM yaitu sebagai berikut :
1.    Scope
Didalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu, Gordon dan Narayanan (1984). Lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat ekonomi seperti Gross National Product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar suatu industri, atau mungkin juga bersifat non ekonomi seperti faktor demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan teknologi.
2.    Timeliness
Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen. Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat.
3.    Aggregation
Sistem akuntansi manajemen memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional.
4.    Integration
Informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar subunit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi manajemen Chia (1995).

2.3  Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes) Rahmawati (2010). Bedasarkan pengertian tersebut bahwa pentingnya sumber daya manusia itu sendiri terhadap organisasi terletak pada kemampuan manusia untuk bereaksi positif terhadap sasaran pekerjaan atau kegiatan yang mengarah pada pencapaian organisasi. Dengan demikian faktor manusia merupakan faktor penentu bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan justru ditentukan oleh sumber daya manusia yang ada didalam organisasi itu sendiri.
Tjiptoherijanto (2001) dalam Fidelis (2004), untuk menilai kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut. Tanggung jawab dapat dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena itu Organisasi membutuhkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan pekerjaannya yang didukung oleh pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan pengalaman untuk mencapai tujuan oraganisasi.

2.4 Kinerja Manajerial
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian besar tergantung pada manajer. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak diperdebatkan dalam penelitian akhir-akhir ini. Penelitian ini mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Hall, 2004). Sedankan menurut, Weihrich dan Koontz (2005:27) mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kinerja manajer dalam mengerti dan memahami fungsi manajer dalam mencapai sasaran kinerjanya, yang diukur dari bagaimana manajer tersebut menjalankan aktivitas manajerialnya seperti: planing, organizing, stafing, leading dan controling.

2.5 Penelitian Sebelumnya
            Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas topik yang hampir sama dengan penelitian ini diantaranya dilakukan oleh Tuati (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh desentralisasi dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa desentralisasi dan pengendalian intern secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan Dwirandra (2007) Pengaruh  interaksi  ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial. Hasil studi ini mendukung keseluruhan hipotesis dengan kesimpulan bahwa (1) terdapat pengaruh interaksi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi, dan luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, (2) interaksi derajat desentralisasi yang tinggi dan lingkup informasi sistem akuntansi manajemen yang luas akan mempunyai pengaruh negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan rendah. Sedangkan dalam penelitian Musafir (2007) tentang pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai.

2.6 Kerangka Pemikiran 
2.6.1 Pengaruh Lingkungan Pengendalian dengan Kinerja Manajerial
Lingkungan pengendalian menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orang sekitarnya. Hal itu merupakan pondasi kedisiplinan dan struktur dari semua komponen pengendalian internal lainnya, Guy et al (2002). Setiap perusahaan atau lembaga memerlukan lingkungan pengendalian karena sistem pengendalian lingkungan tersebut didesain untuk mengatur aktvitas anggota organisasi melalui para pemimpin atau manajer organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan Proses pengendalian lingkungan dilakukan melalui para pemimpin (manajer) dengan penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran serta analisis kinerja dan penghargaan, Muslimin (2007).

2.6.2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja Manajerial
Akuntansi manajemen merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam meningkatkan kinerjanya dan melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam rencana kerja mereka masing-masing. Kesesuaian antara informasi dengan kebutuhan pembuatan keputusan akan meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Nazaruddin (1998) mengatakan bahwa karakteristik sistem imformasi akuntansi manajemen yang handal (memiliki sifat broad scope, timlines, agregation, dan integration) akan dapat meningkatkan kinerja manjerial. Sedangkan Solechan dan Setiawati (2009) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem informasi akuntansi manajemen dengan kinerja manajerial..

2.6.3   Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Manajerial
   Tumbuh dan berkembangya Lembaga keuangan Mikro sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa keuangan sangat dipengaruhi bahkan tergantung pada kapasitas sumber daya manusia yang mengelolanya, baik dari sisi pengetahuan atau ketrampilan dalam mengelola Lembaga Keuangan Mikro. Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, Rahmawati (2010). Menurut Endelman, et al (2005)  dalam Muchtolifah (2009) sumber daya manusia yang baik semacam pengalaman, pendidikan dan komitmen dari pekerja dan juga sumber daya organisasi yang terdiri dari sistem dan kebijakan berpengaruh langsung terhadap kinerja.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukan diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 2.2.


 











   Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran



2.7 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teoritis dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Lingkungan Pengendalian, sistem akuntasi manajemen, ketidakpastian lingkungan dan kapasitas sumber daya manusia  berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
H2: Lingkungan Pengendalian berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
H3: Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
  H4: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.

III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
 Penelitian ini dilaksanakan pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Kota Banda Aceh yang terdiri dari manajer-manajer Lembaga Keuangan Mikro baik manajer kantor pusat maupun manajer kantor  cabang/unit yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Penelitian ini merupakan studi lapangan dan bersifat korelasional, dimana lingkungannya bersifat alami dan intervensinya adalah minimal. Waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Cross Sectional.

3.2 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Kota Banda Aceh yang berjumlah 34 orang yang terdiri dari manajer kantor pusat, kantor cabang dan manajer unit mikro dengan jumlah LKM sebanyak 26 LKM. Manajer-manajer dijadikan sebagai subjek penelitian karena berperan penting dalam pengambilan keputusan dan menjalankan organisasi serta merupakan manajer fungsional yang memiliki bawahan dan atasan. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian. Metode sensus dipilih dalam penelitian ini karena jumlah elemen populasi yang diteliti relatif sedikit.

3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer . Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti dan diperoleh langsung dari responden dengan cara penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data akan dilakukan melaui survey.

3.4 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi operasionalisasi variabel adalah bagaimana menemukan, dan mengukur variabel-variabel tersebut dilapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas. Pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan skala Likert.  Jawaban dari responden diberi skor dengan mengunakan 5 poin jawaban atas pernyataan-pernyataan dengan skala likert. Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu kinerja manajerial sebagai variabel dependent (Y) sedangkan lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen, dan kapasitas sumber daya manusia sebagai variabel independen (X). Berikut ini dijelaskan definisi masing-masing variabel yaitu :

1.    Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial (Y). Kinerja manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Hall, 2004). Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney, Jerdee, dan Carroll (1963) dan digunakan oleh banyak peneliti. Para responden diminta untuk menilai kinerja mereka dibandingkan dengan rata-rata kinerja rekan mereka dengan menggunakan skala likert satu sampai dengan lima. Instrumen ini terdiri atas delapan dimensi kinerja personel (planning, investigating, coordinating, supervising, evaluating, staffing, representing, negotiating,) dan satu dimensi kinerja secara keseluruhan.

2.    Variabel Independen      
a.    Lingkungan Pengendalian (X1)
 Lingkungan pengendalian adalah keseluruhan sikap, kesadaran, kebijakan dan tindakan dewan direksi, manajemen, karyawan, serta pihak-pihak lainnya mengenai pentingnya pengendalian tersebut dan penekanan yang diberikannya dalam sebuah organisasi, Guy et al (2002). Lingkungan pengendalian diukur dengan menggunakan elemen atau unsur-unsur lingkungan pengendalian yaitu Integritas dan nilai-nilai etika, gaya operasi dan filosofi manajemen, pendelegasian wewenang dan tanggung  jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia, komitmen terhadap kompetensi, partispasi dewan direksi dan komite audit, struktur organisasi,  Guy et al (2002). Untuk mengukur variabel ini menggunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju
b.   Sistem Akuntansi Manajemen (X2)
Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen Hansen dan Mowen (2004). Karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines,  aggregate. dan Integartion Chenhall dan Morris (1986). Instrumen yang dipakai untuk mengukur tingkat kehandalan informasi sistem akuntansi manajemen adalah instrumen yang dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986). Insrumen ini digunakan untuk mengukur persepsi responden dengan mengunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.

c.    Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien Rahmawati (2010). Kemampuan sumber daya manusia dapat dicapai manakala mereka mempunyai bekal pendidikan, kemampuan, ketrampilan dan pengalaman yang cukup memadai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Widodo (2001). Indikator dan alat ukur yang digunakan adalah pendidikan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman, dengan menggunakan skala interval yaitu skala likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju

3.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
            Setelah Kuesioner terkumpul untuk menganalisis data perlu terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.
1.        Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing variabel dengan menggunakan pearson product moment-coefesient of correlation, dengan tingkat signifikansi 5%., melalui program SPSS. Apabila dilakukan secara manual, nilai korelasi yang diperoleh dari masing-masing pernyataan  harus dibandingkan dengan dengan nilai kritis korelasi product moment. Jika nilai pearson correlation > 0.3 atau lebih besar dari nilai kritis maka item atau pernyataan – perryataan tersebut adalah valid, Arikunto(1998)
2.        Uji Reliabilitas
            Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengujian relatif konsisten apabila dilakukan pengujian ulang.  pengujian reliabilitas juga dilakukan secara statistik, yaitu dengan menghitung besarnya nilai cronbach alpha dengan bantuan Program SPSS. Dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki koefesien kehandalan atau jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka item tersebut dinyatakan reliabel. Koefesien alpha kurang dari 0,60 menunjukkan reliabilitas yang buruk, nilai alpha dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80 adalah menunjukkan reliabilitas yang  baik (Sekaran, 2000:206)

3.6 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas Ghozali (2001):
1.       Uji Normalitas
            Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam uji normalitas adalah metode Normal Probability Plot, yang membandingkan distribusi kualitatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kualitatif dari distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali (2001).
2.       Uji Multikolinieritas
      Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Fector (VIF). Jika nilai tolerence <0,10 atau VIF>10 maka terjadi multikolinearitas.
3.       Uji Heteroskedatisitas
            Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda

            Analisis data dengan mengunakan alat statistik yaitu regresi linier berganda bertujuan untuk untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial maupun simultan pengaruh variabel  lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro di Kota Banda Aceh. Data di olah dengan menggunakan program Statistik Package For social Science (SPSS). Adapun bentuk matematisnya regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Keterangan:    
            Y      = Kinerja Manajerial
             α      = Konstanta
            β1..β3 = Koefisien Regresi
            X1     = Lingkungan Pengendalian     
            X2     = Sistem Akuntansi Manajemen
            X3     = Kapasitas Sumber Daya Manusia
            ε       = Error term

3.8 Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengukuran variabel dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis. Untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Karena penelitian ini menggunakan metode sensus, maka tidak dilakukan uji signifikansi baik t-test untuk pengaruh secara parsial maupun F-test untuk pengaruh secara bersama-sama. Kesimpulan penelitian diambil langsung dari nilai koefesien regresi masing-masing variabel independen untuk pengaruh secara parsial dan nilai koefesien determinasi untuk pengaruh secara bersama-sama (simultan).
1.    Pengujian Pengaruh Secara Bersama-Sama (Simultan)
Untuk pengujian hipotesis pertama (H1) yaitu pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Menentukan hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif (Ha)
-  H01 : β1, = β2,= β3,= 0; lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-  Ha1 : paling sedikit ada satu βi (i=1,2,3) ≠ 0; Lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
b.    Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
-  Jika β1,= β2,= β3, = 0; H0 diterima
-  Ha1 : paling sedikit ada satu βi (i=1,2,3) ≠ 0; H0 ditolak

2.    Pengujian Pengaruh Secara Parsial
Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel independen (lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia) terhadap variabel dependen (kinerja manajerial) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Menentukan hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif (Ha)
-  Hipotesis kedua (H2)
H02: β1 = 0;   lingkungan pengendalian tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial  pada Lembaga Keuangan Mikro.
Ha2: β1 ≠ 0;   lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-  Hipotesis ketiga (H3)
H03: β2 = 0;   Sistem akuntansi manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Ha3: β2 ≠ 0;   Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-  Hipotesis keempat (H4)
H04: β3 = 0; Kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Ha4: β3  ≠ 0;  Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
b.    Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
Penetapan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika β1 = 0; H0 diterima, artinya lingkungan pengendalian tidak berpengaruh terhadap  kinerja manbajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Jika β1 ≠ 0; H0 ditolak, artinya lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada  Lembaga Keuangan Mikro.
-  Hipotesis ketiga (H3)
Jika β2 = 0; H0 diterima, artinya Sistem akuntansi manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Jika β2 ≠ 0; H0 ditolak, artinya Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-  Hipotesis keempat (H4)
Jika β3 = 0; H0 diterima, artinya Kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Jika β3 ≠ 0; H0 ditolak, artinya Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1              Hasil Penelitian

4.1.1                    Karakteristik Responden
Dari jumlah kuesioner yang diedarkan kepada responden sebanyak 34 eksemplar kuesioner  telah kembali  juga sebanyak  34 kuesioner artinya kuesioner  kembali 100%. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah para manajer yang terdapat pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh yang berjumlah 34 responden. Hasil penelitian mengenai karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
NO
Karakteristik Responden
Frekuensi
Persentase
1
Jenis Kelamin
a.     Laki-laki
b.     Perempuan

27
7

79,4
20,6
2
Usia
a.     25– 30 tahun
b.     31 – 35 tahun
c.     36 – 40 tahun
d.     Lebih dari 40 tahun

9
12
10
3

26.5
35.3
29,4
8,8
3
Pendidikan Terakhir
a.     Diploma/D-3
b.     Sarjana

4
30

11,8
88,2
4
Jabatan
a.     Manajer Umum
b.     Manajer Operasional
c.     Manajer Kredit/Pembiayaan
d.     Manajer Pemasaran
e.     Manajer lainya

3
25
2
1
3

8,8
73,5
5,9
2,9
8,8
5
Masa kerja
a.     1 2 tahun
b.     34 tahun
c.     56 tahun
d.     Lebih dari 6 tahun

3
8
10
13

8,8
23,5
29,4
38,2
Sumber : Data Primer Diolah (2011)

4.1.2        Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

1 Hasil Pengujian Validitas
Berdasarkan output komputer setelah dilakukan pengujian validitas tidak ditemukan pernyataan yang tidak valid, semua pernyataan yang berjumlah 42 item dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi dibawah 5%. dan memenuhi persyaratan untuk melakukan pengujian selanjutnya, dimana koefesien korelasi yang diperoleh sudah lebih dari 0.339. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis product moment dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5% yaitu 0.339. Ini berarti bahwa data yang diperoleh valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2
Hasil Pengujian Validitas
No
Pernyataan
Koefesien Korelasi
Nilai Kritis 5%
(N=34)
Keterangan
1
Kinerja Manajerial (Y)
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9

0.770
0.908
0.775
0.899
0.890
0.501
0.687
0.658
0.687

0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
2
Lingkungan Pengendalian  (X1)
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12

0.886
0.821
0.785
0.887
0.862
0.858
0.816
0.816
0.884
0.766
0.665
0.714

0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
3
Sistem Akuntasi Manajemen (X2)
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9

0.777
0.789
0.675
0.814
0.672
0.549
0.864
0.734
0.692

0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
4
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12

0.836
0.803
0.725
0.638
0.878
0.892
0.627
0.748
0.781
0.764
0.788
0.737

0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Data Primer Diolah (2011

2        Hasil Pengujian Realibilitas
            Hasil pengujian realibilitas yang menunjukkan  bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai tingkat kehandalan yang baik karena nilai Crombach Alpha lebih besar dari α 0,80. Dengan demikian pengukuran realibilitas terhadap semua variabel penelitian menunjukkan memenuhi salah satu persyaratan baik menurut Sakaran maupun menurut Malhotra yaitu nilai koefesien yang dapat diterima diatas 0.60.         Untuk lebih jelas besarnya nilai Crombach Alpha masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Realibilitas
No
Variabel
Rata-rata
Jumlah
Item
Nilai Alpha
Ket
1
Kinerja Manajerial (Y)
3.879
9
0.898
Baik
2
Lingkungan Pengendalian (X1)
3.868
12
0950
Baik
3
Sistem Akuntansi Manajemen (X2)
3.752
9
0.883
Baik
4
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
3.868
12
0.936
Baik
Sumber : Data Primer Diolah (2011)

4.1.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih). Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Pengujian terhadap ketiga asumsi tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

4.1.3 .1 Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data, dari gambar normal P-P Plot pada lampiran menunjukkan penyebaran Standarrized residual berada dalam kisaran garis diagonal maka model regresi tersebut sudah memenuhi asumsi normalitas seperti pendapat, Ghozali (2001). Untuk lebih jelas  dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas


4.1.3 .2 Uji Multikolinieritas
      Nilai Variance Inflation Fector (VIF) yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel independen  lebih kecil dari 10, maka hasil pengujian data tersebut tidak terjadi multikolinieritas dan begitu juga dengan nilai TOL untuk semua variabel menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,10. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini. 
Tabel 4.4
Nilai TOL dan VIF Variabel Independen
Variabel Independen
TOL
VIF
Keterangan
 Lingkungan Pengendalian (X1)
0,114
8,788
Non Multikolinieritas
 Sistem Akuntansi Manajemen (X2)
0,148
6,778
Non Multikolinieritas
 Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
0,138
7,224
Non Multikolinieritas
Sumber : Data Primer Diolah (2011)

4.1.3 .3 Uji Heteroskedatisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini dapat dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedatisitas

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa tidak adanya pola tertentu dalam grafik scatterplot, hal ini dapat terlihat dari penyebaran data (titik) yang terjadi secara acak, baik di atas maupun di bawah nilai nol pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan dinyatakan baik dan layak untuk digunakan karena tidak terjadi heterokedastisitas.

4.1.3  Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelummya. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan program SPSS maka dapat dikethui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10.

Tabel 4.5
Hasil Regresi Linier Berganda
Variabel
Unstandardized Coefecient
B
Standar Error
Constanta (α)
0.489
0,184
Lingkungan Pengendalian (X1)
0.277
0,118
Sistem Akuntasi Manajemen (X2)
0.261
0,122
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
0.346
0.118
Koefesien Korelasi (R)         = 0,964a
Koefesien Determinasi (R2)  = 0,929
Adjusted R Square               = 0,922
Sumber: Data Primer Diolah (2011)

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, maka diperoleh persamaan regesi linier berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Y = 0.489 + 0.277 + 0.261 + 0.346 + ε
            Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:
1.    Koefesien korelasi (R) sebesar 0,964 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia dengan variabel kinerja manajerial sebesar 96,4% Artinya variabel lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia mempunyai hubungan terhadap kinerja manajerial sebesar 96,4%
2.    Koefesien determinasi (R2) sebesar 0,929 artinya peningkatan kinerja manajerial sebesar 92,9% dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia dengan variabel kinerja manajerial sedangkan 7,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.1.6.1 Pengujian Secara Simultan
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai (R2) sebesar 0,929. Yang menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi tidak sama dengan nol (R2 ≠ 0). Dengan demikian hasil pengujian menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.  Dari hasil pengujian ini dapat diambil kepeutusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (Ho).

4.1.6.2 Pengujian Secara Parsial
Hasil penelitian terhadap variabel lingkungan pengendalian (X1) secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi (β1) sebesar 0,277, yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi variabel X1 tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel lingkungan pengendalian berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh..
Hasil pengujian terhadap variabel sistem akuntansi manajemen (X2) secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi (β2) sebesar 0,261, yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi variabel X2 tidak sama dengan nol (β2 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol  (H0). Berarti variabel sistem akuntansi manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh..
Hasil penelitian terhadap variabel kapasitas sumber daya manusia (X3) secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi (β3) sebesar 0,346, yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi variabel X3 tidak sama dengan nol (β3 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.

4.2 Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari pengujian secara simultan mendukung hipotesis,  artinya lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunujukkan bahwa lingkungan pengendalian, sistem akuntantasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berperan besar dalam peningkatan kinerja manajerial  pada lembaga kuangan mikro. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin baiknya lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia didalam lembaga keuangan mikro maka akan dapat mendukung peningkatan  kinerja manajerial kearah yang lebih baik terutama dalam mencapai sasaran kinerjanya, dan menjalankan aktivitas manajerialnya seperti: Perencanaa, investigasi, koordinasi, pengawasan, evaluasi, perwakilan dan pengaturan staf.
Hasil pengujian terhadap lingkungan pengendalian secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi lingkungan pengendalian (X1) tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0) atau koefesien regresi sebesar 0,277 artinya setiap 1% perubahan lingkungan pengendalian maka secara relatif akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 27,7%. Dari hasil peneltian ini menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini membuktikan bahwa dengan semakin baik pelaksanaan lingkungan pengendalian dalam lembaga keuangan mikro maka akan dapat meningkatkan kinerja manajerial.
Hasil pengujian terhadap sistem akuntansi manajemen menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi sistem akuntansi manajemen (X2) tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0) atau koefesien regresi sebesar 0,261 artinya setiap 1% perubahan sistem akuntansi manajemen maka secara relatif akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 26,1%.  Hal tersebut membuktikan bahwa apabila semakin baik penerapan sistem akuntansi manajemen akan semakin baik pula tingkat kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh tehadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi manajemen dalam perusahaan/lembaga keuangan mikro berperan penting dalam peningkatan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Nazaruddin (1998) mengatakan bahwa karakteristik sistem imformasi akuntansi manajemen yang handal (memiliki sifat broad scope, timlines, agregation, dan integration) akan dapat meningkatkan kinerja manjerial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. Dengan memperhatikan dan meningkatkan kapasitas atau kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun individu, yang didukung oleh pendidikan, kemampuan pengalaman dan ketrampilan kerja yang baik, maka ketika seseorang yang bekerja dilembaga keuangan mikro memiliki kapasitas sesuai dengan yang  dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya maka ia akan menyelesaikan pekerjaan/tugasnya dengan baik yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerialnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Musafir (2007) yang menyatakan bahwa variabel kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai.

V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
     
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian dan analisis data secara keseluruhan maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, sebagai berikut:
1.    Lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
2.    Lingkungan pengendalian secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
3.    Sistem akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh
4.    Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. jerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
5.    Dari hasil penelitian dan pengujian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh, karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan dengan  variabel lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi manajemen.

5.2 KETERBATASAN

Dalam penelitian ini disadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan tersebut baik yang melekat (controllable) maupun yang tidak melekat (uncontrollable) telah peneliti usahakan untuk ditekan seminimal mungkin. Keterbatasan tersebut yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut  adalah sebagai berikut:
1.    Data yang dianalisis dalam penelitian menggunakan instrumen yaitu kuesioner maka kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui kuesioner tersebut. Sehingga akan menimbulkan masalah jika responden berbeda  dengan keadaan yang tidak dapat dikendalikan karena diluar kemampuan peneliti.
2.    Penelitian ini hanya dilakukan pada lembaga keuangan mikro yang berdomisili di Kota Banda Aceh dan jenis lembaga keuangan mikro yang beragam sehingga kemungkinan terjadi perbedaan baik dalam penerapan standar lingkungan pengendalian karena ada yang mengacu pada peraturan BI dan ada yang mengacu pada ketentuan perkoperasian.
3.    Penelitian masih dilakukan secara umum tidak melakukan perbandingan antara persepsi jawaban yang diberikan oleh bawahan dengan atasan.

5.3 Saran
1.    Untuk penelitian yang akan datang diharapkan melakukan penelitian yang lebih focus dan terarah hanya pada satu jenis LKM saja. Dan untuk lokasi penyebaran kuisioner bisa lebih luas lagi,tidak hanya yang berdomisili di Kota Banda Aceh.
2.    Dipadang manajemen Lembaga Keuangan Mikro dalam meningkatkan, lingkungan pengendalian, kapasitas sumber daya manusia harus benar-benar terukur dan berdampak secara nyata terhadap peningkatan kinerja serta perlu penerapan sistem akuntasi  manajemen dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial dan kinerja organisasi kearah yang lebih baik.
3.     Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk tidak hanya mempertimbangkan metode dengan kuesioner dalam pengumpulan data tetapi juga mempertimbangkan metode wawancara dalam pengumpulan data sehingga data yang akan diteliti lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, 2003. Auditing dan Pelayanan Verivikasi. Jakarta: Indeks
Arikunto, Suharsimi. (1998) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Bina Aksara
Astuti, E. D. 2007. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah”, Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Yogyakarta:Universitas Islam Indonesia, 
Atkinson, A. A, 1995. Management Accounting, Englewood Cliffs, New Jersey, Prantice Hall
Bank Indonesia, 2003. “Surat Edaran Bank Indonesia No 5/22/DPNP, tanggal 29 September 2003, Perihal Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum”. http://www.bi.go.id [2011, 20 Februari].
Kell, Walter G. and Boynton, William C, 2002. Modern Auditing, Seventh Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc.
Chenhall R.H. and Morries, D, 1986. “The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on the Perceived Usufulness of Management Accounting Systems”, Accounting Review. Vol.61, No.1: 16-35.
Chia,Yew Ming. 1995, “Decentralization, Management Accounting System (MAS) Information Characteristics and Their Interaction Effects on Managerial Performance: A Singapore Study”, Journal of Business Finance and Accounting, September, Vol.22 No.6: 811-830.
Chong, V.K. 1996. “Management Accounting Systems, Task Uncertainty and Managerial Performance: A Research Note”. Accounting, Organizations and Society. Vol. 21, No. 25: 415–421.
Chong, VK and K.M. Chong 1997,“ Strategic Choice ,Enveromental Uncertainty and SBU Performance: A Note The Intervening Role of Management Accounting Systems. Accounting and Business Research. Vol 27. No.4: 268-267
COSO, 1992. Internal Control-Integrated Framework: Committee of Sponsoring Organizations of The Tread Way Commission: http: // www.coso.org.
Dwirandra, 2007. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Buletin Studi Ekonomi. Vol.12. No2: 233-244
Fidelis, Sandra dan Alimbudiono. 2004. Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah “XYZ” dan Kaitannya Dengan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kepada Masyarakat: Renungan Bagi Akuntan Pendidik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik. Vol.05 No.2. Hal: 18-30.
Ghozali, Iman, 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: BP Universitas Diponegoro.
Gordon, L.A. and V.K. Narayanan. 1984. “Management Accounting Systems, Perceived Environmental Uncertainty and Organization Structure: An Empirical Investigation”. Accounting, Organizations and Society. Vol.9, No.1: 33–47.
------------------- and Miller. 1976. “A Contigency Framework for the Design of Accounting Information Systems”. Accounting, Organizations and Society. Vol.1, No.1: 59-69.
Govindarajan, V. 1986. “Impact of Participation in the Budgetary Process on Management Attitudes and Performance: Universalistic and Contigency Perspectives”. Decision Sciences. Vol.17, No.4: 496–516.
Gul and Chia, Y.M. 1994. “The Effect of Management Accounting Systems, Perceived Environmental Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance: A Tes of Three-way Interaction”, Accounting, Organizationsand Society. Vol.19,  N0. 4/5: 413-426.
Giulford, J.P. (1956). Fundamental Statistik in Psycology and Education. (p.145). New York : McGrow Hill
Guy, M,D, Alderman,W, C. And Winter, J, A. 2002. Auditing Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Hall, Matthew. (2004). “The Effect of Comprehensive Performance Measurement Systems on Role Clarity, Psycological, Empowerment and Managerial Performance”. Accounting Organizations and Society, Vol.33, No.3: 141-163
Hansen, D.R., dan Mowen M.M. 2004. Management Accounting. Edisi ketujuh. Jakarta : Salemba Empat
Boynton, William C, Johnson R. N, dan Kell W, G. 2002. Modern Auditing, Jilid 1, Edisi 7, Penerjemah Paul A. Rajoe, Gina, G.  Ichsan S,B Jakarta : Erlangga: .
Kementerian Koperasi dan UK&M RI. 2002. Himpunan Kebijakan Koperasi dan UKM Dibidang Akuntabilitas. Jakarta: Dep. Kop dan UKM.
Kuncoro Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Eonomi. Jakarta: Erlangga
Mahoney, T.A., Jerdee, T.H, & Carrol, S.J. 1963. Development of Managerial Performance:A Research Approach. Cincinnati, OH: South-Western.
Matindas, R. 2002.  Manajemen Sumber Daya Manusia, Lewat Konsep Ambisi Kenyataan dan Usaha, Edisi II, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Menteri Koperasi dan UK&M, RI. 2008 Peraturan Menteri Koperasi dan UK&M R.I 21/Per/M.KUKM/XI/2008. Tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi: http://www.depkop.go.id
Miah N.Z. and Mia L. 1996. “Decentralization, Accounting Control and Performance of Government Organizations: A New Zealand Empirical Study”. Financial Accountibility and Management. Vol.12, No.3: 173–189.
Mia, Lokman and Roberth H. Chenhall. 1994, “The Usefulness of Management Accounting System, Functional Defferentiation and Managerial Effectiveness”, Accounting, Organizations and Society, Vol.19, No.2: 1–13
Milliken, F.J, 1987. “Three Types of Perceived Uncertainty about The Environment: State, Effect, and Response Uncertainty”. Academy of Management Review. Vol.12, No.1: 133-143.
Muchtolifah. 2009. Pengaruh Sumber Daya Manusia, Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan Terhadap Strategi Bersaing dan Kinerja Rumah Sakit. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.7, No.2: 345-353..
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi 3, Cetakan 3. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi dan Johny. 1999. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan, Edisi I. Yogyakarta: Aditya Media
Musafir 2007 “Penagruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Provinsi Gaorontalo”. Jurnal Ihcsan Gorontalo. Vol.2, No.3: 1104 1118
Muslimin. 2007 Pengaruh Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal terhadap Kinerja Manajerial pada PT Berkat Agung Jaya Abadi (Gresik) Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 5, No.3: 450-455
Muslimah. 1998. Dampak Gaya Kepemimpinan, Ketidakpastian Lingkungan, dan Job Relevant terhadap Perceived Usefulness Sistem Anggaran, Jurnal Riset dan Akuntansi Indonesia, Vol.1, No.2: 219-238
Nadler, D.A. & Tushman, M.L. 1988. Strategic Organiztion Design, Concepts, Tools and Processes. USA: Harper Collins
Nazaruddin, I. 1998 “Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1, No.2: 141-162
Parno, 2005. “Pengaruh Efektivitas Lingkungan Pengendalian Terhadap Keberhasilan Usaha KPRI di Kota Semarang”. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.
Rahmawati dan Winidyaningrum. 2010 Pengaruh Sumberdaya Manusia dan Pemamfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel Intervening Pengendalian Interen Akuntansi: Studi Empiris di Pemda Subosukawonosraten”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto Vol.18 No.1: 1-28
Ramandei, P. 2009. “Pengrauh Karakteristik Sasaran Anggaran dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial”. Tesis, Universitas Diponegoro.
Ricchiute, David N. 2006. Auditing. Eigth Edition International Edition. USA: Thomson South- Westerr Corp.
Rivai, Veithzal. 2006. “Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori Ke Praktik. Ed. 1- 3 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Saifuddin, R. 2008. “Faktor Penyebab Lemahnya Fungsi Sosial (Baitul Maal) BMT di Lampung”, Tesis, Univesrsitas Indonesia.
Sawitri, P. 2007. “Alat Pengendalian, Evaluasi dan Sistem Umpan Balik pada Industri Manufaktur dan Jasa: Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ”, ISSN Vol.2: 1858-2559
Sawyer et al. 2005.  Sawyer et al. 2005,  Sawyer’s Internal Auditing, Buku 1 ,  Edisi ke Lima,. Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, Uma. 2000. Research, Methods for Business, A Skill–Building Approac, (Third Edition). New York: John Wiley & Sons, Inc.
Solechan dan Setiawati. 2009. “Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dan Desentralisasi sebagai Variabel Moderating terhadap Kinerja Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di Kabupaten Semarang”, Fokus Ekonomi. Vol. 4 No.1: 64-74
Simons, R. 1987. Acounting Countrol Sistems and Business Strategy: An Empirical Analysis, Acounting, Organization and Society, Vol.12 No.4: 357-374.
Tuati, F, N. 2007. “ Pengaruh Desentralisai dan Pengendalian Intern terhadap Kinerja Manajerial: Studi Empiris pada Pemerintah Kota Kupang’’. Jurnal Mitra XIII, No3: 363-367
Tulus, Moh. Agus. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.
Weihrich, H and Koontz, H. 2005. Management. A Global Prespective. Asia : McGraw-Hill Education.
Widodo, Joko,2001. Good Governance: Telaah Akuntabilitas dan control birokrasi pada era desentralisasi dan otonomi daerah. Surabaya: Insan Cendekia.
Wilberforce, Turyasingura, 2000. “Gaining a Competitive Advantage Trough Employee Empowerment: Challanges and Strategies”, Gadjah Mada International of Journal of Business, Vol 2, No.1: 15-31.
Wilkinson, Joseph W. 1996. Sistem Akuntansi dan Informasi; Jilid Dua Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.