PENGARUH LINGKUNGAN PENGENDALIAN, SISTEM
AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Studi Pada Lembaga Keuangan Mikro di
Kota Banda Aceh)
MARZUKI, SE, M.Si
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia baik
secara simultan maupun secara parsial terhadap kinerja manajerial pada lembaga
keuangan mikro di Kota Banda Aceh.
Penelitian
ini dilakukan pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh dengan populasi pada
penelitian ini adalah manajer-manajer Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh
dengan jumlah responden sebanyak 34 orang. Penelitian ini dilakukan dengan
metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian dan analisis data dengan menggunakan regresi linier
berganda
Berdasarkan hasil analisis secara simultan
bahwa dapat disimpulkan lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro
di Kota Banda Aceh. Dari
hasil pengujian yang dilakukan secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya
manusia secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada
lembaga keuangan mikro di Kota Banda Aceh. Hal ini dapat dilihat dari nilai
koefesien regresi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh adalah kapasitas sumber
daya manusia karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan
dengan variabel lingkungan pengendalian dan sistim akuntansi manajemen.
Kata Kunci: Lingkungan Pengendalian, Sistem Akuntansi
Manajemen, Kapasitas Sumber Daya
Manusia, Kinerja Manajerial
ABSTRACT
The purpose of this study
to determine the effect of the environmental control, accounting systems
management and human resource capacity either simultaneously or partially on
managerial performance in microfinance institutions in the city of Banda Aceh.
The research was conducted
on Microfinance Institutions in Banda Aceh with a population in this study were
managers of microfinance institutions in the city of Banda Aceh by the number
of respondents was 34 people. This research was conducted with censuses method
where the entire population serves as the object of research and data analysis
using multiple linear regressions.
Based on the results of
simultaneous analysis can be concluded that environmental control, accounting
systems management and human resource capacity of the simultaneous effect on
managerial performance in microfinance institutions in Banda Aceh. From the
results of testing conducted partially can be concluded that the variable of
environmental control, management accounting systems and human resource
capacity effect partially on managerial performance in microfinance
institutions in Banda Aceh. It can be seen from variable regression coefficient
values that the most dominant influence on managerial performance in
Microfinance Institutions in Banda Aceh is the human resources capacity due to
obtained the greater of regression coefficient values compared with the
environmental control and management accounting systems.
Keywords: Environmental Control, Management Accounting
System, Human Resource Capacity, Managerial Performance.
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kinerja manajerial merupakan
kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu
untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu badan usaha yang sedang dijalankan. Salah satu alat yang dapat membantu perencanaan,
koordinasi, dan penilaian kinerja adalah pencapaian kinerja manajerial, (Hall, 2004). Perkembangan
Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh yang bermacam ragam memegang peranan yang
sangat penting dalam penyediaan jasa keuangan kepada pengusaha mikro dan kecil
serta menciptakan aktivitas pembiayaan yang ditujukan bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dimana pada umumnya belum terjangkau oleh bank umum.
Fenomena yang terjadi
dibalik peranannya yang strategis dalam pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan
sebagai lembaga intermediasi itu, tidak sedikit Lembaga Keuangan Mikro yang
tersebar di Kota Banda Aceh ternyata
masih belum mampu menjalankan perananya dan fungsinya secara optimal. Hal ini menunjukkan
rendahnya kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro dan merupakan
tantangan bagi pihak manajemen LKM untuk meningkatan kinerja
manajerialnya. Untuk dapat mengatasi hal itu, pengurus memerlukan alat manajemen sebagai
media pengendali yaitu lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian
merupakan suatu sistem yang dibangun melalui organisasi dan mekanisme operasi
dalam LKM, sehingga melekat pada setiap aktivitas yang dijalankan oleh setiap personel
di dalam LKM, mulai dari pengawas, manajer, asisten manajer atau kepala bagian
dan karyawan. Lingkungan pengendalian adalah
keseluruhan sikap, kesadaran, kebijakan dan tindakan dewan direksi, manajemen,
karyawan, serta pihak-pihak lainnya mengenai pentingnya pengendalian tersebut
dan penekanan yang diberikannya dalam sebuah organisasi. Lingkungan
pengendalian menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi kesadaran akan
pengendalian dari orang-orang sekitarnya. Hal itu merupakan pondasi kedisiplinan
dan struktur dari semua komponen pengendalian lainnya, Guy et al (2002) .
Demi kelangsungan hidup lembaga keuangan mikro, maka perlu dilakukan peningkatkan lingkungan pengendalian dengan
menetapkan kebijakan tertulis, kode etik dan aturan perilaku, dan penerapan
sistem akuntansi manajemen dengan baik. Dengan adanya penerapan sistem akuntansi manajemen
dengan baik yang dihubungkan dengan pertanggungjawaban para pimpinan atau
manajer dalam organisai, maka pimpinan organisasi dapat mendelegasikan wewenang
dan tanggung jawab ke tingkat pimpinan di bawahnya, pemorosesan data dan sistem informasi yang dapat
mendukung pengambilan keputusan dalam organisasi. Sistem akuntansi manajemen
merupakan prosedur dan sistem formal yang menggunakan informasi untuk mempertahankan
atau menyediakan alternatif dari berbagai kegiatan organisasi (Simon, 1987). Menurut Mia dan Chenhall (1994) sistem akuntansi manajemen disusun terutama untuk
menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Perusahaan
mendesain sistem akuntansi manajemen adalah membantu organisasi yang bersangkutan
melalui para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengambilan keputusan. Hal ini akan dapat berjalan dengan baik bila
didukung dengan kapasitas sumber daya manusia yang memadai didalam organisasi. Masih rendahnya kapasitas sumber daya manusia di
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) baik dijajaran pengurus/direksi maupun karyawan
padahal keberhasilan suatu bisnis sering kali ditentukan oleh kapasitas sumber daya
manusia yang dimilkinya.
Dari fenomena
diatas memperlihatkan potensi dan permasalahan yang di alami Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) dengan kondisi persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dituntut untuk dapat bersaing atau mempertahankan
pangsa pasarnya dimana dengan memilki kapasitas sumber daya manusia
yang didukung oleh tingkat pendidikan, pengalaman, dan ketrampilan yang memadai
agar dapat meningkatkan kinerja manajerialnya. Latar belakang dan penjelasan penelitian diatas
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh lingkungan pengendalian, sistem akuntansi
manajemen dan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara simultan
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian
diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro di Kota Banda Aceh.
2.
Apakah lingkungan
pengendalian secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada
Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
3.
Apakah sistem
akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada
Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
4.
Apakah
kapasitas sumber daya manusia secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
yang dikemukan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengaruh lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan
kapasitas sumber daya manusia secara simultan terhadap kinerja manajerial pada
Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
2.
Untuk
mengetahui pengaruh secara parsial lingkungan pengendalian terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
3.
Untuk
mengetahui pengaruh secara parsial sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
4.
Untuk
mengetahui pengaruh secara parsial kapasitas sumber daya manusia terhadap
kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan dan tujuan dari
penelitian ini, maka ruang lingkup dari penelitian ini akan dibatasi pada jawaban dari kuesioner yang
disebarkan peneliti pada responden penelitian untuk mengetahui pengaruh lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada manjer–manajer Lembaga keuagan mikro baik
lembaga keuangan mikro seperti BPR/BPRS, unit mikro bank, Koperasi Simpan
Pinjam (KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP) serta
Baitul Qirad (BQ).
II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Lingkungan
Pengendalian
Menurut Guy et al
(2002) lingkungan pengendalian adalah keseluruhan sikap, kesadaran, kebijakan
dan tindakan dewan direksi, manajemen, karyawan, serta pihak-pihak lainnya
mengenai pentingnya pengendalian tersebut dan penekanan yang diberikannya dalam
sebuah organisasi. Lingkungan pengendalian menentukan kualitas entitas dengan
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orang sekitarnya. Hal itu
merupakan pondasi kedisiplinan dan struktur dari semua komponen pengendalian
internal lainnya. Lingkungan pengendalian terdiri dari tujuh elemen atau unsur
(Guy et al, 2002) yaitu: (1). Integritas dan nilai-nilai etika, (2). Gaya
operasi dan filosofi manajemen, (3). Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, (4). Kebijakan dan praktik sumber daya
manusia, (5). Komitmen terhadap kompetensi, (5). Partispasi dewan direksi dan
komite audit (7). Struktur organisasi.
Lingkungan
pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan
sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur, manajer, dewan komisaris dan
pemilik suatu satuan usaha tersebut, Arens (2003). Dari pengertian lingkungan
pengendalian tersebut dapat, dapat diketahui bahwa lingkungan pengendalian
merupakan landasan semua unsur pengendalian intern lainnya yang membentuk
disiplin dan struktur dalam organisasi. Lingkungan pengendalian mencakup
kompetensi dan komitmen terhadap etika. Komisaris dan direksi dapat
meningkatkan lingkungan pengendalian dengan menetapkan kebijakan tertulis, kode
etik dan aturan perilaku, serta mengkomunikasikannya secara efektif.
Menciptakan tone at the top dengan berperilaku secara etis dan meminta
agar semua orang di dalam organisasi menerapkan standar perilaku yang sama.
Oleh karena itu Bank Indonesia (2003) menjelaskan bahwa lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan komitmen,
perilaku, kepedulian dan langkah-langkah Dewan Komisaris dan Direksi Bank dalam
melaksanakan kegiatan pengendalian operasional Bank.
2.2 Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi
manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat
yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi
konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang dapat
dilakukan (Nazaruddin, 1998). Sedangkan Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen
adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial,
memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang
dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi
manajemen. Berdasarkan
definisi tersebut menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen membantu organisasi yang bersangkutan melalui
para manajernya, yaitu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengambilan keputusan. Untuk membantu aktivitasnya, para manajer membutuhkan
dukungan informasi.
Sistem Akuntansi Manajemen (SAM)
merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi
manajer. Perencanaan SAM yang merupakan bagian dari sistem pengendalian
organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan
kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen.
SAM dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan
dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan.Sistem akuntansi manajemen
juga sering digunakan sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi
perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan kesejahteraan organisasi
dan karyawan. Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan “Sistem akuntansi
manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output)
dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi
tujuan tertentu manajemen”. Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa
karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope,
timelines, aggregate. dan Integration
Berikut merupakan pendapat
Chenhall dan Morris (1986) mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik informasi
SAM yaitu sebagai berikut :
1.
Scope
Didalam sistem informasi,
broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu, Gordon
dan Narayanan (1984). Lingkup sistem akuntansi manajemen yang luas memberikan
informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal yang mungkin bersifat
ekonomi seperti Gross National Product, total penjualan pasar, dan pangsa pasar
suatu industri, atau mungkin juga bersifat non ekonomi seperti faktor
demografi, cita rasa konsumen, tindakan para pesaing dan perkembangan
teknologi.
2.
Timeliness
Kemampuan para manajer untuk
merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness
sistem akuntansi manajemen. Informasi yang timeliness meningkatkan
fasilitas sistem akuntansi manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir
dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah
dibuat.
3. Aggregation
Sistem akuntansi manajemen
memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari
pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi
berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban
atau fungsional.
4.
Integration
Informasi yang terintegrasi dari sistem
akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari
subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar subunit
akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi dari sistem akuntansi
manajemen Chia (1995).
2.3 Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau
individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan
fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan
efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja untuk
menghasilkan keluaran-keluaran (outputs)
dan hasil-hasil (outcomes) Rahmawati
(2010). Bedasarkan pengertian tersebut bahwa pentingnya
sumber daya manusia itu sendiri terhadap organisasi terletak pada kemampuan
manusia untuk bereaksi positif terhadap sasaran pekerjaan atau kegiatan yang
mengarah pada pencapaian organisasi. Dengan demikian faktor manusia merupakan
faktor penentu bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien,
sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan justru ditentukan oleh sumber daya
manusia yang ada didalam organisasi itu sendiri.
Tjiptoherijanto (2001) dalam Fidelis
(2004), untuk menilai kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam
melaksanakan suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of
responsibility dan kompetensi sumber daya tersebut. Tanggung jawab
dapat dilihat dari atau tertuang dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan
merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi
jabatan yang jelas, sumber daya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Oleh karena itu Organisasi membutuhkan kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan pekerjaannya yang didukung
oleh pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan pengalaman untuk mencapai tujuan oraganisasi.
2.4 Kinerja
Manajerial
Keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan dan memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian
besar tergantung pada manajer. Seberapa baik seorang manajer melakukan perannya
dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan isu utama yang banyak
diperdebatkan dalam penelitian akhir-akhir ini. Penelitian ini mendefinisikan
kinerja manajerial sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi,
supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan representasi (Mahoney et al, 1963
dalam Hall, 2004). Sedankan menurut, Weihrich dan Koontz (2005:27)
mendefinisikan kinerja manajerial sebagai kinerja manajer dalam mengerti dan
memahami fungsi manajer dalam mencapai sasaran kinerjanya, yang diukur dari
bagaimana manajer tersebut menjalankan aktivitas manajerialnya seperti: planing, organizing, stafing, leading dan controling.
2.5 Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas topik yang hampir sama dengan
penelitian ini diantaranya dilakukan oleh Tuati (2007) melakukan penelitian
tentang pengaruh desentralisasi dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial. Dari hasil analisis
diperoleh kesimpulan bahwa desentralisasi dan pengendalian intern secara
simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan Dwirandra
(2007) Pengaruh interaksi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi,
dan luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial. Hasil studi ini mendukung keseluruhan hipotesis dengan kesimpulan
bahwa (1) terdapat pengaruh interaksi ketidakpastian lingkungan, desentralisasi,
dan luas lingkup informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja
manajerial, (2) interaksi derajat desentralisasi yang tinggi dan lingkup
informasi sistem akuntansi manajemen yang luas akan mempunyai pengaruh negatif
pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan
rendah. Sedangkan dalam penelitian Musafir (2007) tentang pengaruh kemampuan
dan motivasi terhadap kinerja hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel
kemampuan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai.
2.6 Kerangka Pemikiran
2.6.1 Pengaruh Lingkungan Pengendalian dengan Kinerja
Manajerial
Lingkungan pengendalian menentukan kualitas entitas dengan mempengaruhi
kesadaran akan pengendalian dari orang-orang sekitarnya. Hal itu merupakan
pondasi kedisiplinan dan struktur dari semua komponen pengendalian internal
lainnya, Guy et al (2002). Setiap perusahaan atau lembaga memerlukan lingkungan
pengendalian karena sistem pengendalian lingkungan tersebut didesain untuk
mengatur aktvitas anggota organisasi melalui para pemimpin atau manajer
organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan Proses pengendalian lingkungan dilakukan melalui para
pemimpin (manajer) dengan penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran
serta analisis kinerja dan penghargaan, Muslimin (2007).
2.6.2 Pengaruh Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja
Manajerial
Akuntansi manajemen merupakan
dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan
sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam meningkatkan kinerjanya dan
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam rencana kerja mereka
masing-masing. Kesesuaian antara informasi dengan
kebutuhan pembuatan keputusan akan meningkatkan kualitas keputusan yang akan
diambil pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Nazaruddin
(1998) mengatakan bahwa karakteristik sistem imformasi akuntansi manajemen yang
handal (memiliki sifat broad scope, timlines, agregation, dan integration)
akan dapat meningkatkan kinerja manjerial. Sedangkan Solechan dan Setiawati
(2009) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa secara parsial terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara sistem informasi akuntansi manajemen dengan
kinerja manajerial..
2.6.3 Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Manajerial
Tumbuh dan berkembangya Lembaga keuangan
Mikro sebagai lembaga yang bergerak dibidang jasa keuangan sangat dipengaruhi
bahkan tergantung pada kapasitas sumber daya manusia yang mengelolanya, baik
dari sisi pengetahuan atau ketrampilan dalam mengelola Lembaga Keuangan Mikro. Kapasitas sumber daya
manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi
(kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau
kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, Rahmawati (2010).
Menurut Endelman, et al (2005) dalam Muchtolifah (2009) sumber daya manusia
yang baik semacam pengalaman, pendidikan dan komitmen dari pekerja dan juga
sumber daya organisasi yang terdiri dari sistem dan kebijakan berpengaruh
langsung terhadap kinerja.
Berdasarkan kerangka pemikiran
yang telah dikemukan diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
digambarkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran
2.7 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, landasan
teoritis dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
H1: Lingkungan
Pengendalian, sistem akuntasi manajemen, ketidakpastian lingkungan dan
kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
H2: Lingkungan
Pengendalian berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro di Kota Banda Aceh.
H3: Sistem
akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
H4: Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
III METODE PENELITIAN
3.1 Desain
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) di Kota Banda Aceh yang terdiri dari manajer-manajer
Lembaga Keuangan Mikro baik manajer kantor pusat maupun manajer kantor cabang/unit yang dijadikan sebagai subjek
penelitian. Penelitian ini merupakan studi lapangan dan bersifat korelasional,
dimana lingkungannya bersifat alami dan intervensinya adalah minimal. Waktu
yang digunakan dalam pengumpulan data adalah Cross Sectional.
3.2
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh manajer Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Kota Banda Aceh yang
berjumlah 34 orang yang terdiri dari manajer kantor pusat, kantor cabang dan
manajer unit mikro dengan jumlah LKM sebanyak 26 LKM. Manajer-manajer dijadikan
sebagai subjek penelitian karena berperan penting dalam pengambilan keputusan
dan menjalankan organisasi serta merupakan manajer fungsional yang memiliki
bawahan dan
atasan. Penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dimana seluruh populasi dijadikan sebagai objek penelitian.
Metode sensus dipilih dalam
penelitian ini karena jumlah elemen populasi yang diteliti relatif sedikit.
3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer . Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan
langsung dengan permasalahan yang diteliti dan diperoleh langsung dari
responden dengan cara penelitian lapangan (field
research). Pengumpulan data akan dilakukan melaui survey.
3.4 Definisi dan Operasionalisasi
Variabel
Definisi operasionalisasi variabel adalah bagaimana
menemukan, dan mengukur variabel-variabel tersebut dilapangan dengan merumuskan
secara singkat dan jelas. Pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini di ukur
dengan menggunakan skala Likert. Jawaban
dari responden diberi skor dengan mengunakan 5 poin jawaban atas
pernyataan-pernyataan dengan skala likert.
Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu kinerja manajerial sebagai
variabel dependent (Y) sedangkan lingkungan pengendalian, sistem akuntansi
manajemen, dan kapasitas sumber daya manusia sebagai variabel independen (X).
Berikut ini dijelaskan definisi masing-masing variabel yaitu :
1.
Variabel
Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kinerja manajerial (Y). Kinerja manajerial
sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan manajerial
antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf,
negoisasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Hall, 2004). Variabel ini diukur dengan
menggunakan instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney,
Jerdee, dan Carroll (1963) dan digunakan oleh banyak peneliti. Para responden
diminta untuk menilai kinerja mereka dibandingkan dengan rata-rata kinerja
rekan mereka dengan menggunakan skala likert satu sampai dengan lima. Instrumen
ini terdiri atas delapan dimensi kinerja personel (planning, investigating, coordinating,
supervising, evaluating, staffing, representing, negotiating,) dan satu
dimensi kinerja secara keseluruhan.
2. Variabel Independen
a. Lingkungan Pengendalian (X1)
Lingkungan pengendalian adalah keseluruhan sikap,
kesadaran, kebijakan dan tindakan dewan direksi, manajemen, karyawan, serta
pihak-pihak lainnya mengenai pentingnya pengendalian tersebut dan penekanan
yang diberikannya dalam sebuah organisasi, Guy et al (2002). Lingkungan pengendalian diukur dengan menggunakan elemen atau unsur-unsur lingkungan
pengendalian yaitu Integritas dan nilai-nilai etika, gaya operasi dan filosofi
manajemen, pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia, komitmen terhadap
kompetensi, partispasi dewan direksi dan komite audit, struktur organisasi, Guy et al (2002). Untuk mengukur variabel ini
menggunakan skala interval yaitu skala
likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan
lima berarti sangat setuju
b. Sistem Akuntansi Manajemen (X2)
Sistem akuntansi manajemen adalah
sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan
(input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
tertentu manajemen Hansen dan Mowen (2004). Karakteristik informasi yang
bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines, aggregate. dan Integartion Chenhall dan Morris (1986). Instrumen yang dipakai untuk mengukur
tingkat kehandalan informasi sistem akuntansi manajemen adalah instrumen yang
dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986). Insrumen ini digunakan
untuk mengukur persepsi responden dengan mengunakan skala interval yaitu skala
likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan
jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat setuju.
c. Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau
individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan
fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan
efisien Rahmawati (2010). Kemampuan sumber daya manusia dapat dicapai manakala mereka
mempunyai bekal pendidikan, kemampuan, ketrampilan dan
pengalaman yang cukup memadai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan Widodo (2001).
Indikator dan alat ukur yang digunakan adalah pendidikan, pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman, dengan menggunakan skala interval yaitu skala
likert 5 poin dimana satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan lima berarti sangat
setuju
3.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Setelah
Kuesioner terkumpul untuk menganalisis data perlu terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas.
1.
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
masing-masing variabel dengan menggunakan pearson
product moment-coefesient of correlation,
dengan tingkat signifikansi 5%., melalui program SPSS. Apabila dilakukan secara
manual, nilai korelasi yang diperoleh dari masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan dengan nilai kritis
korelasi product moment. Jika nilai pearson correlation > 0.3 atau lebih
besar dari nilai kritis maka item atau pernyataan – perryataan tersebut adalah
valid, Arikunto(1998)
2.
Uji
Reliabilitas
Uji
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengujian relatif
konsisten apabila dilakukan pengujian ulang.
pengujian reliabilitas juga dilakukan secara statistik, yaitu dengan
menghitung besarnya nilai cronbach alpha dengan
bantuan Program SPSS. Dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila
memiliki koefesien kehandalan atau jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka item tersebut dinyatakan
reliabel. Koefesien alpha kurang dari
0,60 menunjukkan reliabilitas yang buruk, nilai alpha dalam kisaran 0,70 bisa diterima dan lebih dari 0,80 adalah
menunjukkan reliabilitas yang baik
(Sekaran, 2000:206)
3.6 Pengujian
Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik
terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas Ghozali
(2001):
1.
Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen
dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Salah
satu metode yang dapat digunakan dalam uji normalitas adalah metode Normal Probability Plot, yang
membandingkan distribusi kualitatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kualitatif dari distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya
Ghozali (2001).
2.
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah
situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lain.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat
dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Fector (VIF). Jika
nilai tolerence <0,10 atau
VIF>10 maka terjadi multikolinearitas.
3.
Uji Heteroskedatisitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis data dengan mengunakan alat statistik yaitu regresi linier
berganda bertujuan untuk untuk menguji dan menganalisis, baik secara parsial
maupun simultan pengaruh variabel lingkungan pengendalian, sistem akuntansi
manajemen dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kinerja manajerial pada
lembaga keuangan mikro di Kota Banda Aceh. Data di olah dengan menggunakan
program Statistik Package For social Science
(SPSS). Adapun bentuk matematisnya regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Keterangan:
Y = Kinerja Manajerial
α = Konstanta
β1..β3 = Koefisien Regresi
X1 = Lingkungan
Pengendalian
X2 = Sistem Akuntansi Manajemen
X3 = Kapasitas Sumber Daya Manusia
ε = Error term
3.8 Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan
pengukuran variabel dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian hipotesis.
Untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang diajukan. Karena
penelitian ini menggunakan metode sensus, maka tidak dilakukan uji signifikansi
baik t-test untuk pengaruh secara
parsial maupun F-test untuk pengaruh
secara bersama-sama. Kesimpulan penelitian diambil langsung dari nilai
koefesien regresi masing-masing variabel independen untuk pengaruh secara
parsial dan nilai koefesien determinasi untuk pengaruh secara bersama-sama (simultan).
1.
Pengujian Pengaruh Secara Bersama-Sama (Simultan)
Untuk pengujian hipotesis pertama (H1) yaitu pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menentukan
hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif (Ha)
-
H01 : β1, =
β2,= β3,= 0; lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara
simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro.
-
Ha1 : paling sedikit
ada satu βi (i=1,2,3) ≠ 0; Lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
b. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
-
Jika β1,= β2,=
β3, = 0; H0 diterima
-
Ha1 : paling sedikit
ada satu βi (i=1,2,3) ≠ 0; H0 ditolak
2. Pengujian Pengaruh Secara Parsial
Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel
independen (lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia) terhadap variabel dependen (kinerja
manajerial) dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menentukan
hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif (Ha)
-
Hipotesis
kedua (H2)
H02: β1 = 0; lingkungan pengendalian tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Keuangan Mikro.
Ha2: β1 ≠ 0; lingkungan pengendalian berpengaruh
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-
Hipotesis
ketiga (H3)
H03: β2 = 0; Sistem akuntansi manajemen tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Ha3: β2 ≠ 0; Sistem akuntansi manajemen
berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-
Hipotesis
keempat (H4)
H04: β3 = 0; Kapasitas sumber
daya manusia tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga
Keuangan Mikro.
Ha4: β3 ≠ 0; Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
b. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.
Penetapan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai
berikut:
Jika β1 = 0; H0 diterima, artinya lingkungan
pengendalian tidak berpengaruh terhadap kinerja
manbajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Jika β1 ≠ 0; H0 ditolak, artinya lingkungan
pengendalian berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-
Hipotesis
ketiga (H3)
Jika β2 = 0; H0 diterima, artinya Sistem akuntansi
manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro.
Jika β2 ≠ 0; H0 ditolak, artinya Sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
-
Hipotesis
keempat (H4)
Jika β3 = 0; H0 diterima, artinya Kapasitas sumber daya manusia
tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
Jika β3 ≠ 0; H0
ditolak, artinya Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro.
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Karakteristik Responden
Dari jumlah kuesioner yang
diedarkan kepada responden sebanyak 34 eksemplar kuesioner telah kembali juga sebanyak
34 kuesioner artinya kuesioner
kembali 100%. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah para
manajer yang terdapat pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh yang
berjumlah 34 responden. Hasil penelitian mengenai karakteristik responden dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
NO
|
Karakteristik
Responden
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
|
27
7
|
79,4
20,6
|
2
|
Usia
a. 25– 30 tahun
b. 31 – 35 tahun
c. 36 – 40 tahun
d. Lebih dari 40 tahun
|
9
12
10
3
|
26.5
35.3
29,4
8,8
|
3
|
Pendidikan Terakhir
a. Diploma/D-3
b. Sarjana
|
4
30
|
11,8
88,2
|
4
|
Jabatan
a. Manajer Umum
b. Manajer Operasional
c. Manajer Kredit/Pembiayaan
d. Manajer Pemasaran
e. Manajer lainya
|
3
25
2
1
3
|
8,8
73,5
5,9
2,9
8,8
|
5
|
Masa kerja
a. 1 – 2 tahun
b. 3 – 4 tahun
c. 5 – 6 tahun
d. Lebih dari 6 tahun
|
3
8
10
13
|
8,8
23,5
29,4
38,2
|
Sumber : Data Primer Diolah (2011)
4.1.2
Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas
1
Hasil Pengujian Validitas
Berdasarkan output komputer
setelah dilakukan pengujian validitas tidak ditemukan pernyataan yang tidak
valid, semua pernyataan yang berjumlah 42 item dinyatakan valid karena memiliki
tingkat signifikansi dibawah 5%. dan memenuhi persyaratan untuk melakukan
pengujian selanjutnya, dimana koefesien korelasi yang diperoleh sudah lebih
dari 0.339. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang
diperoleh masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis product moment dimana hasilnya
menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis
5% yaitu 0.339. Ini berarti bahwa data yang diperoleh valid dan dapat digunakan
untuk penelitian. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Validitas
No
|
Pernyataan
|
Koefesien Korelasi
|
Nilai Kritis 5%
(N=34)
|
Keterangan
|
1
|
Kinerja Manajerial (Y)
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
A9
|
0.770
0.908
0.775
0.899
0.890
0.501
0.687
0.658
0.687
|
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
2
|
Lingkungan Pengendalian (X1)
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B10
B11
B12
|
0.886
0.821
0.785
0.887
0.862
0.858
0.816
0.816
0.884
0.766
0.665
0.714
|
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
3
|
Sistem Akuntasi Manajemen (X2)
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
C9
|
0.777
0.789
0.675
0.814
0.672
0.549
0.864
0.734
0.692
|
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
4
|
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
|
0.836
0.803
0.725
0.638
0.878
0.892
0.627
0.748
0.781
0.764
0.788
0.737
|
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
0.339
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Sumber : Data Primer Diolah (2011
2
Hasil Pengujian Realibilitas
Hasil
pengujian realibilitas yang menunjukkan
bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai tingkat
kehandalan yang baik karena nilai Crombach
Alpha lebih besar dari α 0,80. Dengan demikian pengukuran realibilitas terhadap semua variabel
penelitian menunjukkan memenuhi salah satu persyaratan baik menurut Sakaran
maupun menurut Malhotra yaitu nilai koefesien yang dapat diterima diatas 0.60. Untuk lebih jelas besarnya
nilai Crombach Alpha masing-masing variabel
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Realibilitas
No
|
Variabel
|
Rata-rata
|
Jumlah
Item
|
Nilai Alpha
|
Ket
|
1
|
Kinerja Manajerial (Y)
|
3.879
|
9
|
0.898
|
Baik
|
2
|
Lingkungan Pengendalian (X1)
|
3.868
|
12
|
0950
|
Baik
|
3
|
Sistem Akuntansi Manajemen (X2)
|
3.752
|
9
|
0.883
|
Baik
|
4
|
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
|
3.868
|
12
|
0.936
|
Baik
|
Sumber : Data Primer Diolah (2011)
4.1.3
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar
model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih). Uji asumsi
klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji
heteroskedastisitas. Pengujian terhadap ketiga asumsi tersebut dapat dijelaskan
berikut ini.
4.1.3 .1 Uji Normalitas
Berdasarkan hasil
pengujian normalitas data, dari gambar normal P-P Plot pada lampiran
menunjukkan penyebaran Standarrized
residual berada dalam kisaran garis diagonal maka model regresi tersebut
sudah memenuhi asumsi normalitas seperti pendapat, Ghozali (2001). Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
4.1.3 .2 Uji Multikolinieritas
Nilai Variance Inflation Fector (VIF) yang
diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel
independen lebih kecil dari 10, maka
hasil pengujian data tersebut tidak terjadi multikolinieritas dan begitu juga
dengan nilai TOL untuk semua variabel menunjukkan nilai yang lebih besar dari
0,10. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Nilai TOL dan VIF Variabel Independen
Variabel Independen
|
TOL
|
VIF
|
Keterangan
|
Lingkungan
Pengendalian (X1)
|
0,114
|
8,788
|
Non
Multikolinieritas
|
Sistem
Akuntansi Manajemen (X2)
|
0,148
|
6,778
|
Non
Multikolinieritas
|
Kapasitas
Sumber Daya Manusia (X3)
|
0,138
|
7,224
|
Non
Multikolinieritas
|
Sumber : Data Primer Diolah (2011)
4.1.3 .3 Uji Heteroskedatisitas
Hasil pengujian heteroskedastisitas
menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas. Hal ini dapat dapat dilihat pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedatisitas
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa tidak adanya pola tertentu dalam grafik
scatterplot, hal ini dapat terlihat dari penyebaran data (titik) yang terjadi
secara acak, baik di atas maupun di bawah nilai nol pada sumbu Y. Maka dapat
diambil kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan dinyatakan baik dan layak
untuk digunakan karena tidak terjadi heterokedastisitas.
4.1.3 Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan hipotesis yang telah
dirumuskan sebelummya. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda yang
diolah dengan menggunakan program SPSS maka dapat dikethui pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari
hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.10.
Tabel
4.5
Hasil
Regresi Linier Berganda
Variabel
|
Unstandardized
Coefecient
|
|
B
|
Standar
Error
|
|
Constanta (α)
|
0.489
|
0,184
|
Lingkungan Pengendalian (X1)
|
0.277
|
0,118
|
Sistem Akuntasi Manajemen (X2)
|
0.261
|
0,122
|
Kapasitas Sumber Daya Manusia (X3)
|
0.346
|
0.118
|
Koefesien Korelasi (R) = 0,964a
Koefesien Determinasi (R2) = 0,929
Adjusted R Square = 0,922
|
Sumber: Data Primer Diolah (2011)
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda,
maka diperoleh persamaan regesi linier berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Y = 0.489 + 0.277 + 0.261 + 0.346 + ε
Dari
persamaan regresi linier berganda diatas dapat diketahui hasil penelitian
sebagai berikut:
1.
Koefesien
korelasi (R) sebesar 0,964 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara
variabel lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas
sumber daya manusia dengan variabel kinerja manajerial sebesar 96,4% Artinya
variabel lingkungan pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas
sumber daya manusia mempunyai hubungan terhadap kinerja manajerial sebesar
96,4%
2.
Koefesien
determinasi (R2) sebesar 0,929 artinya peningkatan kinerja
manajerial sebesar 92,9% dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia dengan variabel kinerja
manajerial sedangkan 7,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
4.1.6.1 Pengujian Secara Simultan
Dari hasil
pengujian hipotesis diperoleh nilai (R2)
sebesar 0,929. Yang menunjukkan bahwa nilai koefesien determinasi tidak sama
dengan nol (R2 ≠ 0). Dengan demikian hasil pengujian
menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan
kapasitas sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. Dari hasil pengujian ini
dapat diambil kepeutusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak
hipotesis nol (Ho).
4.1.6.2 Pengujian Secara Parsial
Hasil penelitian terhadap variabel lingkungan pengendalian (X1) secara parsial
diperoleh nilai koefesien regresi (β1) sebesar 0,277, yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi
variabel X1 tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan
menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel lingkungan pengendalian
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan
Mikro di Kota Banda Aceh..
Hasil pengujian terhadap variabel sistem akuntansi manajemen (X2)
secara parsial diperoleh nilai koefesien regresi (β2) sebesar 0,261,
yang menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi variabel X2 tidak
sama dengan nol (β2 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan
menolak hipotesis nol (H0).
Berarti variabel sistem akuntansi manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di
Kota Banda Aceh..
Hasil penelitian terhadap variabel kapasitas sumber daya manusia
(X3) secara parsial diperoleh nilai koefesien
regresi (β3)
sebesar 0,346, yang
menunjukkan bahwa nilai koefesien regresi variabel X3 tidak sama
dengan nol (β3 ≠ 0). Maka dapat diambil keputusan menerima hipotesis alternatif (Ha) dan
menolak hipotesis nol (H0). Berarti variabel kapasitas
sumber daya manusia berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
4.2 Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari pengujian secara simultan mendukung
hipotesis, artinya lingkungan
pengendalian, sistem akuntasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunujukkan bahwa lingkungan
pengendalian, sistem akuntantasi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
berperan besar dalam peningkatan kinerja manajerial pada lembaga kuangan mikro. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin
baiknya lingkungan pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas
sumber daya manusia didalam lembaga keuangan mikro maka akan dapat mendukung
peningkatan kinerja manajerial kearah yang lebih baik terutama
dalam mencapai sasaran kinerjanya, dan menjalankan aktivitas manajerialnya
seperti: Perencanaa, investigasi, koordinasi, pengawasan, evaluasi, perwakilan
dan pengaturan staf.
Hasil pengujian terhadap lingkungan pengendalian secara parsial diperoleh nilai
koefesien regresi
lingkungan pengendalian (X1) tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0) atau koefesien regresi sebesar 0,277 artinya setiap 1% perubahan lingkungan
pengendalian maka secara relatif akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar
27,7%. Dari hasil peneltian ini
menunjukkan bahwa lingkungan pengendalian secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal ini membuktikan bahwa dengan
semakin baik pelaksanaan lingkungan pengendalian dalam lembaga keuangan mikro
maka akan dapat meningkatkan kinerja manajerial.
Hasil pengujian terhadap sistem akuntansi manajemen menunjukkan bahwa nilai
koefesien regresi
sistem akuntansi manajemen (X2) tidak sama dengan nol (β1 ≠ 0) atau koefesien regresi sebesar 0,261 artinya setiap 1% perubahan sistem akuntansi
manajemen maka secara relatif akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar
26,1%. Hal tersebut membuktikan bahwa apabila semakin baik
penerapan sistem akuntansi manajemen akan semakin baik pula tingkat kinerja
manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa sistem akuntansi manajemen secara parsial
berpengaruh tehadap kinerja manajerial pada lembaga keuangan mikro. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan sistem
akuntansi manajemen dalam perusahaan/lembaga keuangan mikro berperan penting
dalam peningkatan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Nazaruddin
(1998) mengatakan bahwa karakteristik sistem imformasi akuntansi manajemen yang
handal (memiliki sifat broad scope, timlines, agregation, dan integration)
akan dapat meningkatkan kinerja manjerial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. Dengan memperhatikan dan meningkatkan kapasitas atau kemampuan sumber daya
manusia yang dimilikinya baik pada tingkatan sistem, kelembagaan, maupun individu, yang didukung oleh pendidikan, kemampuan pengalaman dan ketrampilan kerja yang baik,
maka ketika seseorang yang bekerja dilembaga keuangan mikro memiliki
kapasitas sesuai dengan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung jawabnya maka ia akan
menyelesaikan pekerjaan/tugasnya dengan baik yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerialnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Musafir
(2007) yang menyatakan bahwa variabel kemampuan berpengaruh signifikan dan
positif terhadap kinerja pegawai.
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Setelah
dilakukan pengujian dan analisis data secara keseluruhan maka dapat ditarik
kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, sebagai berikut:
1.
Lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi manajemen dan kapasitas sumber daya manusia
secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh.
2.
Lingkungan pengendalian secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di
Kota Banda Aceh.
3.
Sistem akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
manajerial. pada Lembaga Keuangan Mikro di Kota Banda Aceh
4.
Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. jerial pada Lembaga Keuangan
Mikro di Kota Banda Aceh.
5.
Dari hasil penelitian dan
pengujian menunjukkan
bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia yang paling dominan berpengaruh
terhadap kinerja manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro di
Kota Banda Aceh, karena diperoleh nilai koefesien regresi lebih besar dibandingkan
dengan variabel lingkungan pengendalian
dan sistem akuntansi manajemen.
5.2 KETERBATASAN
Dalam penelitian ini disadari
masih banyak keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan tersebut baik yang melekat (controllable)
maupun yang tidak melekat (uncontrollable)
telah peneliti usahakan untuk ditekan seminimal mungkin. Keterbatasan tersebut yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil
penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Data yang
dianalisis dalam penelitian menggunakan instrumen yaitu kuesioner maka
kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui
kuesioner tersebut. Sehingga akan menimbulkan masalah jika responden berbeda dengan keadaan yang tidak dapat dikendalikan
karena diluar kemampuan peneliti.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada
lembaga keuangan mikro yang berdomisili di Kota Banda Aceh dan jenis lembaga
keuangan mikro yang beragam sehingga kemungkinan terjadi perbedaan baik dalam
penerapan standar lingkungan pengendalian karena ada yang mengacu pada
peraturan BI dan ada yang mengacu pada ketentuan perkoperasian.
3. Penelitian
masih dilakukan secara umum tidak melakukan perbandingan antara persepsi
jawaban yang diberikan oleh bawahan dengan atasan.
5.3 Saran
1. Untuk penelitian yang akan
datang diharapkan melakukan
penelitian yang lebih focus dan terarah hanya pada satu jenis LKM saja. Dan untuk lokasi
penyebaran kuisioner bisa lebih luas lagi,tidak hanya yang berdomisili di Kota
Banda Aceh.
2. Dipadang manajemen
Lembaga Keuangan Mikro dalam meningkatkan, lingkungan pengendalian, kapasitas
sumber daya manusia harus benar-benar terukur dan berdampak secara nyata
terhadap peningkatan kinerja serta perlu penerapan sistem akuntasi manajemen dengan baik sehingga dapat
meningkatkan kinerja manajerial dan kinerja organisasi kearah yang lebih baik.
3. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
tidak hanya mempertimbangkan metode dengan kuesioner dalam pengumpulan data
tetapi juga mempertimbangkan metode wawancara dalam pengumpulan data sehingga
data yang akan diteliti lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Arens,
Alvin A, 2003. Auditing dan Pelayanan Verivikasi. Jakarta: Indeks
Arikunto,
Suharsimi. (1998) . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Bina Aksara
Astuti, E. D. 2007.
“Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen dengan Moderasi Locus of Control pada Perusahaan Manufaktur
di Jawa Tengah”, Skripsi, Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi,
Yogyakarta:Universitas Islam Indonesia,
Atkinson, A.
A, 1995. Management Accounting, Englewood Cliffs, New
Jersey, Prantice Hall
Bank Indonesia, 2003. “Surat
Edaran Bank Indonesia No 5/22/DPNP, tanggal 29 September 2003, Perihal Pedoman
Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum”. http://www.bi.go.id
[2011, 20 Februari].
Kell, Walter G. and Boynton, William C, 2002. Modern
Auditing, Seventh Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc.
Chenhall R.H. and Morries, D, 1986. “The Impact
of Structure, Environment, and Interdependence on the Perceived Usufulness of
Management Accounting Systems”, Accounting Review. Vol.61, No.1: 16-35.
Chia,Yew Ming. 1995, “Decentralization, Management
Accounting System (MAS) Information Characteristics and Their Interaction
Effects on Managerial Performance: A Singapore Study”, Journal of Business
Finance and Accounting, September, Vol.22 No.6: 811-830.
Chong, V.K. 1996.
“Management Accounting Systems, Task Uncertainty and Managerial Performance: A
Research Note”. Accounting, Organizations and Society. Vol. 21, No. 25:
415–421.
Chong, VK and K.M.
Chong 1997,“ Strategic Choice ,Enveromental Uncertainty and SBU Performance: A
Note The Intervening Role of Management Accounting Systems. Accounting and
Business Research. Vol 27. No.4: 268-267
COSO, 1992. Internal Control-Integrated Framework:
Committee of Sponsoring Organizations of The Tread Way Commission: http: // www.coso.org.
Dwirandra, 2007. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan,
Desentralisasi dan Luas Lingkup Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja
Manajerial”. Buletin Studi Ekonomi. Vol.12. No2: 233-244
Fidelis,
Sandra dan Alimbudiono.
2004. Kesiapan Sumber Daya Manusia Sub Bagian Akuntansi Pemerintah Daerah “XYZ”
dan Kaitannya Dengan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Kepada Masyarakat:
Renungan Bagi Akuntan Pendidik. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Sektor Publik. Vol.05 No.2. Hal: 18-30.
Ghozali, Iman, 2002. Aplikasi
Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: BP Universitas Diponegoro.
Gordon, L.A. and V.K. Narayanan.
1984. “Management Accounting Systems, Perceived Environmental Uncertainty and
Organization Structure: An Empirical Investigation”. Accounting,
Organizations and Society. Vol.9, No.1: 33–47.
------------------- and Miller.
1976. “A Contigency Framework for the Design of Accounting Information
Systems”. Accounting, Organizations and Society. Vol.1, No.1: 59-69.
Govindarajan, V.
1986. “Impact of Participation in the Budgetary Process on Management Attitudes
and Performance: Universalistic and Contigency Perspectives”. Decision Sciences. Vol.17, No.4: 496–516.
Gul and Chia, Y.M. 1994. “The Effect of
Management Accounting Systems, Perceived Environmental Uncertainty and
Decentralization on Managerial Performance: A Tes of Three-way Interaction”, Accounting,
Organizationsand Society. Vol.19,
N0. 4/5: 413-426.
Giulford, J.P. (1956). Fundamental Statistik in
Psycology and Education. (p.145). New York : McGrow Hill
Guy, M,D, Alderman,W, C. And
Winter, J, A. 2002. Auditing Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Hall, Matthew. (2004). “The Effect
of Comprehensive Performance Measurement Systems on Role Clarity, Psycological,
Empowerment and Managerial Performance”. Accounting
Organizations and Society, Vol.33, No.3: 141-163
Hansen, D.R., dan Mowen M.M. 2004. Management Accounting. Edisi ketujuh. Jakarta : Salemba Empat
Boynton, William C, Johnson R. N, dan Kell W, G. 2002.
Modern Auditing, Jilid 1, Edisi 7, Penerjemah Paul A. Rajoe, Gina,
G. Ichsan S,B Jakarta : Erlangga: .
Kementerian Koperasi
dan UK&M RI. 2002. Himpunan Kebijakan Koperasi dan UKM Dibidang
Akuntabilitas. Jakarta: Dep. Kop dan UKM.
Kuncoro Mudrajad.
2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Eonomi. Jakarta: Erlangga
Mahoney, T.A.,
Jerdee, T.H, & Carrol, S.J. 1963. Development of Managerial
Performance:A Research Approach. Cincinnati, OH: South-Western.
Matindas, R.
2002. Manajemen Sumber Daya Manusia,
Lewat Konsep Ambisi Kenyataan dan Usaha, Edisi II, Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti
Menteri
Koperasi dan UK&M, RI. 2008 Peraturan Menteri Koperasi dan UK&M R.I
21/Per/M.KUKM/XI/2008. Tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan
Unit Simpan Pinjam Koperasi: http://www.depkop.go.id
Miah N.Z. and Mia L.
1996. “Decentralization, Accounting Control and Performance of Government
Organizations: A New Zealand Empirical Study”. Financial Accountibility
and Management. Vol.12, No.3: 173–189.
Mia, Lokman and Roberth H. Chenhall. 1994, “The
Usefulness of Management Accounting System, Functional Defferentiation and
Managerial Effectiveness”, Accounting,
Organizations and Society, Vol.19, No.2: 1–13
Milliken, F.J, 1987. “Three Types of Perceived
Uncertainty about The Environment: State, Effect, and Response Uncertainty”. Academy
of Management Review. Vol.12, No.1: 133-143.
Muchtolifah. 2009.
Pengaruh Sumber Daya Manusia, Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan Terhadap
Strategi Bersaing dan Kinerja Rumah Sakit. Jurnal
Aplikasi Manajemen. Vol.7, No.2: 345-353..
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi
3, Cetakan 3. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi dan Johny. 1999. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen:
Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan, Edisi I. Yogyakarta: Aditya Media
Musafir 2007 “Penagruh
Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pemerintah Provinsi Gaorontalo”.
Jurnal Ihcsan Gorontalo. Vol.2, No.3: 1104 1118
Muslimin. 2007 Pengaruh
Pengendalian Akuntansi, Pengendalian Perilaku dan Pengendalian Personal
terhadap Kinerja Manajerial pada PT Berkat Agung Jaya Abadi (Gresik) Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 5, No.3: 450-455
Muslimah. 1998. Dampak Gaya
Kepemimpinan, Ketidakpastian Lingkungan, dan Job Relevant terhadap Perceived
Usefulness Sistem Anggaran, Jurnal Riset dan Akuntansi Indonesia, Vol.1,
No.2: 219-238
Nadler, D.A. & Tushman, M.L. 1988. Strategic
Organiztion Design, Concepts, Tools and Processes. USA: Harper Collins
Nazaruddin,
I. 1998 “Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Akuntansi Manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1, No.2: 141-162
Parno, 2005. “Pengaruh Efektivitas Lingkungan Pengendalian Terhadap Keberhasilan
Usaha KPRI di Kota Semarang”. Skripsi,
Universitas Negeri Semarang.
Rahmawati dan Winidyaningrum.
2010 “Pengaruh Sumberdaya Manusia dan Pemamfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Keterandalan dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
dengan Variabel Intervening Pengendalian Interen Akuntansi: Studi Empiris di Pemda Subosukawonosraten”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto Vol.18 No.1: 1-28
Ramandei, P. 2009. “Pengrauh Karakteristik
Sasaran Anggaran dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial”. Tesis, Universitas Diponegoro.
Ricchiute, David N. 2006. Auditing. Eigth
Edition International Edition. USA: Thomson South- Westerr Corp.
Rivai, Veithzal. 2006. “Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori Ke
Praktik. Ed. 1- 3 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Saifuddin, R. 2008.
“Faktor Penyebab Lemahnya Fungsi Sosial (Baitul
Maal) BMT di Lampung”, Tesis, Univesrsitas
Indonesia.
Sawitri, P. 2007. “Alat Pengendalian, Evaluasi dan Sistem Umpan
Balik pada Industri Manufaktur dan Jasa: Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma ”, ISSN Vol.2: 1858-2559
Sawyer et al.
2005. Sawyer et al. 2005, Sawyer’s Internal Auditing, Buku 1 , Edisi ke Lima,. Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, Uma. 2000.
Research, Methods for Business, A Skill–Building Approac, (Third Edition). New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Solechan dan
Setiawati. 2009. “Pengaruh Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen dan
Desentralisasi sebagai Variabel Moderating terhadap Kinerja Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di
Kabupaten Semarang”, Fokus Ekonomi. Vol. 4 No.1: 64-74
Simons, R. 1987.
Acounting Countrol Sistems and Business Strategy: An Empirical Analysis,
Acounting, Organization and Society, Vol.12 No.4: 357-374.
Tuati, F, N. 2007. “ Pengaruh Desentralisai dan Pengendalian
Intern terhadap Kinerja Manajerial: Studi
Empiris pada Pemerintah Kota Kupang’’. Jurnal Mitra XIII, No3: 363-367
Tulus, Moh. Agus.
1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.
Weihrich, H and Koontz, H. 2005. Management. A Global Prespective. Asia :
McGraw-Hill Education.
Widodo, Joko,2001. Good Governance: Telaah Akuntabilitas dan control birokrasi pada era
desentralisasi dan otonomi daerah. Surabaya: Insan Cendekia.
Wilberforce, Turyasingura, 2000. “Gaining a
Competitive Advantage Trough Employee Empowerment: Challanges and Strategies”, Gadjah Mada International of Journal of
Business, Vol 2, No.1: 15-31.
Wilkinson, Joseph W. 1996. Sistem Akuntansi dan
Informasi; Jilid Dua
Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.